Bundaran Fekon
Hai kamu yang disana... apa kabarmu hari ini? ^_^
Jelang akhir tahun ini aku ingin sedikit bercerita tentang kamu. Ini sudah memasuki tahun ke 3 ku menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi di Universitas paling besar di Kota ini. Selama 5 semester ini nyaris setiap hari kita bertemu. Sudah sering kali kita ngobrol dan berdiskusi. Kita akrab??? bisa dikatakan demikian, karena disetiap kesempatan bertatap muka kamu tak pernah sekalipun absen memberiku senyuman hangat meski pun terkadang tanpa sapaan. Sikapmu yang agak cuek namun tidak kaku dan tidak juga sok akrab apalagi modus membuatku respect sama kamu. Kita seangkatan? Oh tentu saja tidak, kamu 1 tahun lebih dulu menginjakkan kaki dan menimba ilmu di kampus ini. Jadilah aku merasa berkewajiban memanggilmu dengan panggilan "Kakak" (Senioritas banget yeee hahaha... ^o^) dan kamu juga mungkin memiliki rasa senioritas yang cukup tinggi hingga memanggilku "Adek".
Aku tau kamu sibuk dengan pekerjaanmu, kamu juga harus sibuk dengan tugas-tugas kuliahmu. Tidak jarang kamu juga harus mengulang atau menunda mengambil beberapa mata kuliah demi menyesuaikan dengan jadwal kerjamu. Dan saat itu pula di beberapa semester kita kembali memasuki kelas dan kuliah yang sama. Atau jika SKS ku cukup untuk mengambil mata kuliah di semester atas, maka tak jarang kita kembali bertemu dikelas yang sama pula. Namun di tengah kesibukanmu yang tengah asik membahas tugas-tugas dari dosen, hari ini aku berpapasan denganmu. Dan seperti biasa, kamu selalu menyempatkan tersenyum hangat padaku sambil menyapa.
"Kuliah apa dek?" Tanyamu sambil tersenyum dan menyentuh lembut kepalaku
"MSDM 2 kak" Jawabku balas tersenyum sambil terus berlalu menuju ruang kelasku
Apakah hatiku berdebar-debar?? Tidak... mungkin karena sudah terbiasa seperti itu. Apakah aku senang? Tentu saja. Setidaknya kamu gak pernah modus seperti temen-temen lainnya yang tiba-tiba baik tapi ujung-ujungnya nebeng tugas.
Aku masih ingat di semester pertamaku kuliah di kampus ini, 3 bulan pertama aku benar-benar tak menyadari kehadiran kamu di kelas Pengantar Bisnis. Hingga pada saat pergantian dosen setelah UTS aku baru ngeh ada mahluk cowok yang akhirnya aku panggil Kakak tiba-tiba ikut nimbrung saat aku dan teman-teman sekelasku tengah asik ngobrol disebuah tempat yang biasa kami sebut 'Bundaran Fekon'. dan malam itu kali pertama kamu memanggilku Adek sambil mengusap lembut kepalaku. Sejak saat itu kita mulai terbiasa saling senyum dan saling sapa kapan saja kita bertemu.
5 hari yang lalu ketika kita kembali bertemu dikelas yang sama, saat kelas telah berakhir kamu menepuk bahuku lalu berkata.
"Presentasi mu tadi bagus dek, walaupun hanya 1 slide tapi 5 poin yang tertulis di slide itu kamu jelaskan semua dengan detail, gk seperti yang lainnya yg cuma baca slide tapi tidak menjelaskan detailnya. Itu baru presentasi power point, yang lain ya power word kali ya"
Dan aku pun menjawab
"Ya namanya juga power point kak, yang di tampilkan ya poin-poinnya saja lalu detailnya di jelaskan. Bukannya penjelasan detailnya juga di tulis di power point lalu di baca kan?" Ujarku
"He'eh bener gitu" Katamu lagi sambil mengusap lembut kepalaku
Dan kemudian aku pamit pulang lebih dulu. Walaupun sebenarnya aku masih ingin ngobrol lebih lama denganmu. Tapi waktu yang kian beranjak malam membuatku mengurungkan keinginanku.
Ada saat dimana kamu pernah bercerita sedikit tentang pekerjaanmu, sedikit tentang wanitamu, dan sedikit tentang dosen-dosenmu juga sedikit cerita tentang kondisimu. Kita sering ngobrol ringan dengan teman-teman lainnya. Namun hingga hari ini, hingga kutuliskan cerita ini, tak pernah sekalipun aku bertanya langsung siapa namamu kak. Bukan karena aku takut, tapi memang aku tak ingin menanyakan itu. Aku percaya suatu hari nanti aku akan mengetahui dengan sendirinya, siapa nama dibalik sosok yang amat akrab dan hangat ini. Tak ada nomor telepon, pin BBM, Facebook, twitter atau kontak lainnya yang kupunya untuk menghubungimu diluar kampus. Bukan karena aku tak bisa mendapatkan atau mengetahuinya. Tapi memang aku tak pernah ingin memiliki apa pun itu untuk terhubung denganmu selain bertemu langsung di kampus.
Dan hingga tulisan ini kumuat, tak pernah sekalipun aku menceritakan tentang kamu pada teman-teman dikampus sekalipun teman terdekatku. Biarkan saja, biar tulisan ini saja yang bercerita tanpa ingin kusebutkan namanya...